Surat Dari Kuntilanak Yang Kesepian

Aku tidak tahu apakah ada yang membaca tulisan ini.
Mungkin aku hanya menulis untuk diriku sendiri, aku sudah lama berada disini, di pohon mangga yang besar ini, menunggu, berharap ada yang menyadari keberadaanku.

Terkadang karna tertawaku yang melengking dan berentet berbentuk gelombang longitudinal yang menusuk sampai kedalam hati seseorang yang lewat disekitar daerahku, membuat dia berlari terbirit-birit menjauhiku.

Aku tak lahir sebagai kuntilanak, dahulu aku sama sepertimu, gadis cantik jelita yang ceria dan penuh impian, tapi terkadang dunia seringkali lebih kejam daripada yang kau bayangkan. Aku berpikir tidak adakah seseorang yang mau berteman denganku, Sungguh aku kesepian.

Aku tertawa bukan karna ada yang lucu, juga bukan untuk menakut-nakuti kau yang lewat di bawahku, saking frustasinya, aku menangis tiada henti mengingat kehidupanku yang pilu dimasalalu.

Apakah aku nyata ? Ataukah aku hanya bayangan yang bahkan lupa bagaimana rasanya hidup ? Jika kau mendengarku tolong jangan pergi begitu saja, aku hanya ingin berbicara, aku hanya ingin di dengar, meski pakaianku lusuh, tolong jangan takut, jangan lari.

Dari sudut gelap
Aku, yang pernah jadi manusia

Editor : M. Hadiri

Penulis : Amnsr

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *