
Stigma sebagian masyarakat awam ketika mendengar nama ‘Madura’ mungkin akan terbetik tentang sosok dengan kumis melintang, peci hitam, dengan perawakan yang keras dan kasar, celurit, carok, besi tua, tukang jual sate, kerapan sapi, bahkan penggunaan frasa yang diulang-ulang. Taiye?
Tak salah memang dengan perpsektif tersebut, karena memang kerap terjadi di pulau Cakraningrat ini. Namun di balik stigma negatif tersebut, warga Madura juga tak kalah soal dalam bidang lainnya. Nilai keagamaan, sosial, budaya, tradisi, pulau garam tak kalah dibandingkan wilayah lainnya. Apalagi soal seni. Salah satunya ialah seni musik. Pulau Madura melahirkan musikus yang juga harus diperhitungkan di belantika Industri musik tanah air.
Tim Musikus ini menamai bandnya dengan Lorjhu’. Unik sekali pertama kali mendengar namanya. Band ini lahir dari Madura timur, desa Prenduan, kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Lorjhu’ lahir lima tahun silam, yang digaungi oleh Badrus Zeman yang menjadi vokalis/gitaris, lalu seorang bassis dan seorang penggebuk drum (drummer).
Band ini beraliran musik Pop-Rock-Blues, dengan sentuhan tabuhan gendang khas Madura. Gebrakan yang terdengar asing bagi mayoritas warga pulau garam. Cukup berani band indie ini ‘menjerumuskan’ aliran kerasnya di tengah – tengah musik -musik lagu nada melayu Madura yang mendayu-dayu.
Didengar sekilas, kita akan merasakan musik jaman 80-an, era The Beatles, Nirvana dan band blues legendaris lainnya. Keren sekali!
Selain itu, para punggawa Lorjhu’ membawa musik asing ini dengan nuansa kental Madura. Memakai sarung, berbaju sopan, dan yang paling keren adalah kopyah hitam yang dipakai sang Vokalis, serta kumis tebalnya. Sangat ‘Madura’ sekali bukan?
Tak hanya itu, seluruh lagu-lagunya berbahasa Madura. Tak ada satupun kosakata dari bahasa lain. Seratus persen berbahasa pulau garam. Sebut saja, lagu-lagu mereka seperti can-macanan, Nemor, Parenduan, Abhental Ombhak dan lainnya. Ini keren parah!!
Perpaduan antara musik pop-rock-blues dan bahasa Madura ini merupakan pertama kalinya. Layak kalau dijuluki ‘The Beattles-nya Madura’ atau ‘The Beatles versi Madura’.
Mari lupakan kisah film ‘Supri’ yang kontroversial, dengarkan musik ‘baru’ dari Lorjhuk Band.
Pasuruan, 00.25.
Oleh. M. Hadiri